Note: Jika ingin Lesung dan Lumpang Kuno seperti ini silahkan hubungi kami. Bisa digunakan untuk hiasan interior dengan tema tradisional kuno.

Lesung dan lumpang batu adalah alat tradisional yang digunakan oleh nenek moyang dalam mengolah makanan, khususnya untuk menumbuk padi dan bahan pangan lainnya. Kedua alat ini terbuat dari batu dan dipahat secara manual dengan pahat tradisional, menunjukkan keterampilan dan kearifan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Lesung Batu Tradisional Jaman Dahulu: Cara Kuno Mengolah Bahan Makanan oleh nenek Moyang

Lesung batu memiliki bentuk persegi panjang dengan lebar sekitar 50-60 cm dan panjang bervariasi antara 70-120 cm, tergantung kebutuhan. Tingginya berkisar antara 40-50 cm. Bagian lubang pada lesung mengikuti bentuk batunya, yaitu persegi panjang. Fungsi utama lesung batu adalah untuk menumbuk padi dalam jumlah besar, dengan tujuan memisahkan gabah dari kulitnya dan mengubahnya menjadi butiran beras. Proses ini dilakukan dengan cara menumbuk gabah hingga kulit padi terkelupas.

Lumpang, di sisi lain, berbentuk bulat silinder dengan bagian bawah mengecil dan bagian tengah yang dilubangi secara cekung. Alat ini digunakan untuk menumbuk bahan makanan dalam jumlah yang lebih sedikit, seperti kacang atau padi dalam jumlah kecil. Meskipun berfungsi serupa dengan lesung, lumpang lebih cocok untuk bahan yang membutuhkan penanganan dalam skala kecil.

Lumpang Batu Jaman Nenek Moyang: Cara Tradisional Menghaluskan Bahan Makanan

Namun, di era modern ini, penggunaan lesung dan lumpang batu semakin jarang ditemui. Fungsi keduanya dalam mengolah padi dan bahan makanan sudah digantikan oleh mesin-mesin penggiling modern. Proses penggilingan menggunakan mesin jauh lebih efisien dan cepat dibandingkan dengan cara tradisional. Selain itu, hasil dari mesin modern juga lebih baik, karena butiran beras yang dihasilkan lebih sedikit yang patah, berbeda dengan hasil tumbukan di lesung yang cenderung menghasilkan lebih banyak beras patah.

Oleh karena itu, meskipun lesung dan lumpang batu merupakan bagian penting dari sejarah pengolahan pangan di Indonesia, cara tradisional ini mulai ditinggalkan dan digantikan oleh teknologi yang lebih maju.

Lesung dan lumpang batu tidak dapat berfungsi sendiri tanpa pasangan alat tumbuk yang juga merupakan bagian penting dari proses pengolahan makanan tradisional. Alat tumbuk ini berbentuk silinder panjang dengan diameter sekitar 6 hingga 8 cm dan panjang antara 150 hingga 200 cm. Biasanya, alat tumbuk ini terbuat dari kayu yang kuat dan keras, seperti kayu jati, kayu pohon asem, atau sejenisnya.

Kayu-kayu tersebut dipilih karena ketahanannya dalam menghadapi proses menumbuk yang intens, terutama ketika digunakan untuk menumbuk bahan makanan seperti padi dalam jumlah besar atau kacang. Dengan kekuatannya, alat tumbuk ini mampu bertahan lama dan tidak mudah rusak meskipun sering digunakan dalam aktivitas berat.

Alat tumbuk ini digunakan dengan cara diangkat dan dipukulkan ke dalam lesung atau lumpang secara berulang-ulang. Pada proses menumbuk padi di lesung, alat tumbuk ini berperan penting dalam memisahkan kulit padi dari bulirnya. Sedangkan pada lumpang, alat tumbuk digunakan untuk menghancurkan bahan pangan seperti kacang atau padi dalam jumlah kecil.

Kombinasi antara lesung atau lumpang batu dan alat tumbuk kayu menciptakan sistem tradisional yang efisien pada masanya, meskipun sekarang telah banyak ditinggalkan karena kehadiran teknologi penggilingan modern yang lebih cepat dan praktis.

Dalam penggunaan lesung, proses penumbukan biasanya dilakukan oleh beberapa orang secara bersamaan, bisa melibatkan antara 2 hingga 6 orang. Setiap orang akan memegang alat tumbuk dan secara bergantian atau serempak menumbuk gabah dalam lesung. Kerjasama dan kekompakan menjadi kunci dalam proses ini, karena koordinasi yang baik diperlukan untuk menghindari tabrakan antar alat tumbuk. Proses ini memungkinkan jumlah gabah yang ditumbuk menjadi lebih banyak dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan jika dilakukan oleh satu orang saja.

Sementara itu, lumpang biasanya hanya digunakan oleh satu orang, atau maksimal dua orang jika memang diperlukan. Karena ukurannya lebih kecil dan biasanya digunakan untuk menumbuk bahan pangan dalam jumlah yang lebih sedikit, seperti kacang atau padi dalam skala kecil, tidak dibutuhkan banyak orang dalam proses penumbukan di lumpang.

Perbedaan dalam jumlah orang yang terlibat antara lesung dan lumpang mencerminkan fungsi dan skala penggunaan kedua alat tersebut. Lesung lebih cocok untuk pekerjaan besar dan kolektif, sedangkan lumpang lebih efisien digunakan untuk keperluan pribadi atau dalam jumlah terbatas.

Tinggalkan Balasan

X