Batu Andesit, yang menjadi bahan baku utama untuk kerajinan batu di Dusun Sewan, memiliki cerita menarik tentang bagaimana mereka didapatkan, mengapa sulit ditemukan, dan apa keunikan yang membuatnya begitu berharga.
Gunung Merapi Meletus dan Lahar Dingin: Pada tahun 2010, letusan Gunung Merapi menyebabkan banjir lahar dingin yang tidak hanya merusak lingkungan tetapi juga membawa batu-batuan besar sepanjang aliran sungai. Pengrajin batu di daerah tersebut melihat peluang baru dalam pekerjaan sampingan mereka. Batu-batu alam, termasuk Batu Andesit, terbawa oleh banjir lahar dingin, dan menemukannya dapat menjadi bahan baku berharga untuk kerajinan batu.
Pencarian Batu Andesit Pasca Banjir Lahar Dingin: Banjir lahar dingin membawa batu-batu yang berukuran besar, bahkan seukuran truk atau rumah. Meskipun tidak banyak Batu Andesit yang terbawa, keberuntungan menemukannya dapat memberikan bahan baku secara gratis kepada para pengrajin. Meskipun sulit untuk menemukannya, pencarian tetap dilakukan karena nilai dan keindahan Batu Andesit sangat dihargai di pasar.
Batu Andesit dari Kali Putih dan Kali Pabelan: Dua sungai utama yang menampung banjir lahar dingin, yaitu Kali Putih dan Kali Pabelan, menjadi tempat di mana batu alam, termasuk Batu Andesit, dapat ditemukan. Saat ini, batu-batu ini harus “digali” dari sungai, bukan hanya diambil seperti pada masa banjir lahar dingin. Meskipun proses ini lebih sulit, batu-batu ini memiliki tekstur halus, keras, dan kuat, sangat cocok untuk dijadikan batu gergajian atau RTM-an (tegel atau lantai), serta untuk list profile, relief, atau meja kursi.
Mencari dan Menggali Batu Andesit di Lereng Gunung Merapi: Sebelumnya, pencarian batu andesit melibatkan penyusuran lahan dengan linggis, mencari tanda-tanda batu di dalam tanah. Namun, dengan perkembangan waktu, penggunaan eskavator atau “bego” menjadi metode umum. Eskavator digunakan untuk menggali bukit-bukit di lereng Gunung Merapi, mencari batu andesit dalam jumlah besar. Meskipun efektif, metode ini merusak lahan secara signifikan.
Perubahan dalam Mencari Batu Andesit: Dahulu, pencarian batu andesit mirip mencari harta karun dengan manual, sementara sekarang metode modern dengan eskavator merubah pemandangan. Dalam beberapa kasus, eskavator bahkan mendaki lereng-lereng terjal untuk mencari “berlian” di dalam tanah. Meskipun efisien, cara ini juga menimbulkan kerusakan parah pada lingkungan.
Melalui proses pencarian yang penuh tantangan ini, Batu Andesit menjadi lebih dari sekadar bahan baku. Ia mengandung nilai sejarah dan keunikan yang memberikan pesona tersendiri pada kerajinan batu dari Dusun Sewan, memperkaya warisan alam dan budaya Indonesia.