Dalam dunia kerajinan batu alam, terutama batu lava andesit dari Gunung Merapi, proses pemahatan tidak hanya soal keterampilan tangan, tetapi juga tentang peralatan yang digunakan. Seiring perkembangan teknologi, banyak alat modern bermunculan—seperti gerinda tangan (cutter listrik)—yang menggantikan sebagian besar pekerjaan manual.
Namun, ada empat jenis alat pahat tradisional yang hingga kini tetap dipakai oleh para pengrajin, karena fungsi dan keunikannya belum sepenuhnya tergantikan. Alat-alat itu adalah palu, cuplik, tatah, dan belah.
1. Palu: Senjata Utama Para Pengrajin Batu





Palu adalah alat pemukul utama dalam seni pahat batu. Tanpa palu, seorang pengrajin batu bisa dibilang “mandul” alias tidak bisa bekerja.
- Terbuat dari besi atau baja, dengan gagang kayu kuat (jati, nangka, atau kopi).
- Dipakai untuk memukul tatah, cuplik, maupun belah.
- Tersedia dalam berbagai ukuran, dari kecil (untuk detail) hingga besar (untuk membelah batu besar).
- Kepala palu biasanya harus disepuh dahulu agar kuat dan tidak cepat rusak.
2. Cuplik: Pembentuk Kasar Batu


Cuplik adalah alat pahat dengan ujung lancip. Fungsinya lebih banyak ke arah pembentukan kasar atau pembuatan “bakalan” sebelum masuk tahap penataan halus.
- Digunakan untuk membentuk dasar kasar pada cobek, ulegan, atau pahatan lain.
- Dipakai juga untuk membuat alur belah atau lubang kecil.
- Karena ujungnya runcing, cuplik bisa “mencongkel” batu agar lebih mudah dibentuk.
3. Tatah: Penghalus dan Penatah Detail


Tatah memiliki ujung pipih dan lebar, sehingga fungsinya lebih ke arah menghaluskan permukaan batu atau membuat detail pahatan.
- Ada tatah lebar untuk bagian luas, dan tatah sempit untuk bagian kecil atau sulit dijangkau.
- Selain menghaluskan, tatah juga bisa difungsikan sebagai alat belah bila ujungnya sudah tumpul.
- Bentuk khusus seperti cekung atau cembung juga ada, untuk pola-pola tertentu.
4. Belah: Pemisah Batu Besar



Alat belah memiliki bentuk pipih pendek dan berfungsi untuk membelah batu besar menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
- Sering dipakai bersama palu untuk memecah batu keras.
- Dalam beberapa kasus, lebih dari satu alat belah digunakan sekaligus agar pembelahan lebih rapi.
- Meski kini sebagian pengrajin lebih memilih cutter listrik, alat belah tetap dipakai terutama untuk batu berukuran besar.
Tradisi yang Tetap Hidup di Tengah Modernisasi
Meski alat modern telah banyak menggantikan peran tradisional, palu, cuplik, tatah, dan belah tetap bertahan hingga hari ini. Alasannya sederhana: alat-alat ini memiliki fungsi yang tak sepenuhnya bisa diganti mesin. Selain itu, ada nilai tradisi dan keterampilan tangan yang melekat di dalamnya, menjadikan karya pahat batu lebih bernilai seni dan otentik.
Di MUNTHU.COM, kami percaya bahwa perpaduan antara teknologi modern dan kearifan tradisional adalah kunci lahirnya kerajinan batu yang indah, kuat, dan penuh karakter.