Di Indonesia, cobek bukan hanya sekadar alat dapur, tapi juga bagian dari tradisi kuliner yang kaya. Menariknya, di setiap daerah, cobek memiliki sebutan berbeda sesuai dengan bahasa dan budaya setempat.
- Cowet / Coet (Bahasa Sunda)
Di Jawa Barat, masyarakat Sunda menyebut cobek dengan istilah cowet atau coet. Pasangannya adalah mutu (ulekan). - Layah / Leyeh (Jawa Tengah & Jawa Timur)
Di beberapa daerah Jawa Tengah dan Timur, cobek kerap disebut layah atau leyeh. - Cobek / Cowek / Coek / Ciri (DIY & Jawa Tengah)
Di Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah, istilah yang populer adalah cowek atau coek. Ada juga istilah ciri, meskipun kini jarang dipakai. - Lemper (Jawa Timur)
Di wilayah Jawa Timur seperti Nganjuk, Kediri, Tulungagung, cobek dikenal dengan nama lemper. Pasangannya disebut ulek-ulek atau uleg-uleg. - Cobek (Betawi / Jakarta & Bali)
Di daerah Betawi dan Bali, istilah yang digunakan tetap Cobek. - Penyanan (Lombok, Sasak)
Dalam bahasa Sasak (Lombok), cobek dikenal dengan nama Penyanan. - Culek (Sulawesi Selatan, Bugis-Makassar)
Di Sulawesi Selatan, masyarakat Bugis dan Makassar menyebut cobek sebagai Culek. - Lumpang Kecil (Sumatera Barat, Minangkabau)
Disebut Lumpang Kecil untuk membedakan dengan lumpang besar yang digunakan menumbuk padi. - Sebek (Lampung)
Cobek di Lampung dikenal dengan istilah Sebek. - Tatung (Beberapa daerah Dayak, Kalimantan)
Masyarakat Dayak ada yang menyebut cobek dengan nama Tatung. - Seungke (Aceh)
Di Aceh, cobek dikenal dengan nama Seungke. - Batu Tumbuk (Papua)
Beberapa daerah di Papua menyebut cobek dengan istilah sederhana Batu Tumbuk. - Mortar (Internasional)
Dalam bahasa Inggris, cobek dikenal dengan nama mortar yang dipasangkan dengan pestle.
🌶️ Kesamaan Fungsi
Walaupun memiliki beragam nama, fungsi cobek tetap sama: untuk mengulek bumbu agar masakan lebih harum, segar, dan nikmat. Cobek menjadi bagian penting dari tradisi kuliner Nusantara yang tak tergantikan oleh blender modern sekalipun.
⚒️ Cobek Batu di MunTHu.Com
⚒️ Cobek Batu di MunTHu.Com
Kami menghadirkan cobek batu asli dari lava Gunung – ada yang batu andesit berpori (kesat, pas untuk ngulek) dan ada juga yang batu basalt halus/super halus (licin mengkilap). Terbuat dari batu andesit dan basalt alami, kuat, awet, dan tetap menjaga cita rasa khas masakan Indonesia.